Prancis Panggil Duta Besar AS atas Tudingan Gagal Atasi Anti-Semitisme
2025-08-25

BBC
Paris, Prancis – Pemerintah Prancis mengumumkan akan memanggil Duta Besar Amerika Serikat untuk Paris, Charles Kushner, untuk membahas tuduhan serius terkait kegagalan menangani peningkatan kasus anti-Semitisme di Prancis. Langkah ini diambil sebagai respons atas kekecewaan mendalam atas dugaan kurangnya tindakan yang memadai untuk mengatasi masalah yang semakin mengkhawatirkan ini.
Charles Kushner, seorang tokoh bisnis terkemuka yang juga berasal dari komunitas Yahudi, telah menjadi sorotan karena posisinya yang sensitif. Menariknya, putranya menikah dengan Ivanka Trump, putri dari mantan Presiden AS Donald Trump, yang semakin menambah kompleksitas situasi ini.
Pemerintah Prancis menyatakan bahwa peningkatan anti-Semitisme merupakan ancaman serius terhadap nilai-nilai demokrasi dan kohesi sosial. Mereka menyoroti serangkaian insiden yang terjadi baru-baru ini, termasuk vandalisme terhadap properti Yahudi, ujaran kebencian online, dan diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari. Tuduhan terhadap Kushner berfokus pada dugaan kurangnya tekanan dan upaya yang cukup untuk mendorong tindakan nyata dari pihak berwenang AS dalam mengatasi masalah ini.
“Kami sangat prihatin dengan peningkatan anti-Semitisme di negara kami dan kami mengharapkan sekutu kami, termasuk Amerika Serikat, untuk menunjukkan solidaritas dan membantu kami dalam memerangi kejahatan kebencian ini,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis dalam sebuah konferensi pers. “Pemanggilan Duta Besar Kushner merupakan cara untuk menyampaikan kekecewaan kami dan meminta pertanggungjawaban pihak AS atas masalah ini.”
Insiden ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat antara Prancis dan Amerika Serikat mengenai berbagai isu kebijakan luar negeri. Namun, pemerintah Prancis menekankan bahwa masalah anti-Semitisme tidak boleh dipolitisasi dan harus ditangani dengan serius dan tanpa memandang afiliasi politik.
Pemanggilan Duta Besar Kushner diperkirakan akan berlangsung dalam beberapa hari mendatang. Pemerintah Prancis berharap pertemuan tersebut akan menghasilkan komitmen yang lebih kuat dari pihak AS untuk membantu mengatasi anti-Semitisme dan mendukung komunitas Yahudi di Prancis. Situasi ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan tindakan tegas dalam memerangi semua bentuk diskriminasi dan intoleransi, serta perlunya kerja sama internasional untuk melindungi hak-hak semua orang.
Langkah ini juga menimbulkan pertanyaan tentang peran dan tanggung jawab diplomat dalam mengatasi isu-isu sensitif seperti anti-Semitisme, terutama ketika melibatkan hubungan bilateral yang kompleks antara dua negara sekutu. Diharapkan bahwa pertemuan ini akan membuka jalan bagi dialog yang konstruktif dan komitmen bersama untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan toleran bagi semua.
Charles Kushner, seorang tokoh bisnis terkemuka yang juga berasal dari komunitas Yahudi, telah menjadi sorotan karena posisinya yang sensitif. Menariknya, putranya menikah dengan Ivanka Trump, putri dari mantan Presiden AS Donald Trump, yang semakin menambah kompleksitas situasi ini.
Pemerintah Prancis menyatakan bahwa peningkatan anti-Semitisme merupakan ancaman serius terhadap nilai-nilai demokrasi dan kohesi sosial. Mereka menyoroti serangkaian insiden yang terjadi baru-baru ini, termasuk vandalisme terhadap properti Yahudi, ujaran kebencian online, dan diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari. Tuduhan terhadap Kushner berfokus pada dugaan kurangnya tekanan dan upaya yang cukup untuk mendorong tindakan nyata dari pihak berwenang AS dalam mengatasi masalah ini.
“Kami sangat prihatin dengan peningkatan anti-Semitisme di negara kami dan kami mengharapkan sekutu kami, termasuk Amerika Serikat, untuk menunjukkan solidaritas dan membantu kami dalam memerangi kejahatan kebencian ini,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis dalam sebuah konferensi pers. “Pemanggilan Duta Besar Kushner merupakan cara untuk menyampaikan kekecewaan kami dan meminta pertanggungjawaban pihak AS atas masalah ini.”
Insiden ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat antara Prancis dan Amerika Serikat mengenai berbagai isu kebijakan luar negeri. Namun, pemerintah Prancis menekankan bahwa masalah anti-Semitisme tidak boleh dipolitisasi dan harus ditangani dengan serius dan tanpa memandang afiliasi politik.
Pemanggilan Duta Besar Kushner diperkirakan akan berlangsung dalam beberapa hari mendatang. Pemerintah Prancis berharap pertemuan tersebut akan menghasilkan komitmen yang lebih kuat dari pihak AS untuk membantu mengatasi anti-Semitisme dan mendukung komunitas Yahudi di Prancis. Situasi ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan tindakan tegas dalam memerangi semua bentuk diskriminasi dan intoleransi, serta perlunya kerja sama internasional untuk melindungi hak-hak semua orang.
Langkah ini juga menimbulkan pertanyaan tentang peran dan tanggung jawab diplomat dalam mengatasi isu-isu sensitif seperti anti-Semitisme, terutama ketika melibatkan hubungan bilateral yang kompleks antara dua negara sekutu. Diharapkan bahwa pertemuan ini akan membuka jalan bagi dialog yang konstruktif dan komitmen bersama untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan toleran bagi semua.